A Story: A Friendship on Facebook

Saturday, September 10, 2011
By Ellen Livia - 10:21 AM




“Here I am, waiting for you.. “
***
#FLASHBACK
***
Aku terbaring dalam ruangan bernuansa putih
Dengan alat infus yang menusuk tajam kulit tipisku
Riuh ramai terdengar saat dokter masuk
Bersamaan dengan hentakan kaki orang yang berlalu-lalang
Berbeda dengan kamarku yang sunyi
Tanpa keceriaan,ataupun senyuman..

I
nilah hari yang di tunggu-tunggu
Paskah..
Kupandangi patung Bunda Maria di atas bufet
Sejenak anganku melayang dan bertanya-tanya dalam hati..
Kapan aku bisa sembuh Tuhan?
Kapan aku bisa menyanyi di RumahMu?
Dengan remaja-remaja normal lainnya..
 




***
Kubuka account facebook-ku. Kulihat di saran pertemananku. Namanya Joe Atreides Blight. Yah.. Kau tahu, ketika kau bosan. Random Add pun terjadi. Aku mulai wtw* ku dengan dia. Dia berasal dari negara lain. Dia sangat ramah. Aku kira i have a crush* dengan dia. Ternyata tidak.. saat itu pikiranku masih seperti anak kecil.
Suatu ketika, seorang bernama Kevin menulis di wall ku menggunakan account Joe, kamipun berkenalan dan berteman di account nya sendiri. 

***

Hari ini aku keluar dari rumah sakit. Keluargaku sangat senang. Berbeda denganku, aku tidak mempunyai teman, itu yang membuatku tidak seceria mereka. Setidaknya, ini lebih baik dari pada hanya berbaring di ruangan yang baunya menyebalkan seperti obat. Yaikss..

Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, aku bertemu teman kakakku, namanya Joe. Dia sangat ramah. Kami hanya berbeda satu tahun. Dia teman pertamaku setelah 2 tahun ini. Dia memberitahuku mengenai Facebook. Akupun mencoba membuka account Joe. Tak kusangka, Facebook itu menyenangkan. Aku bisa berteman dengan banyak orang.   Aku mulai tertarik dan akhirnya kuputuskan untuk membuat account ku sendiri.

Karena menggunakan account Joe. Tanpa kuduga, aku mendapatkan banyak teman perempuan. Namun itu tidak berarti bagiku. Aku hanya membutuhkan sahabat sejati yang belum pernah aku miliki..

***

Namanya Kevin, kami sangat berbeda. Dia pendiam,sedangkan aku cerewet. Dia sangat polos. Walaupun sebenarnya umur kami hanya berbeda satu tahun. Dia lebih tua dariku. Namun aku merasa,dia bagaikan adik yang harus aku jaga..
Kami berkirim pesan via inbox setiap hari. Bahkan ketika waktu menunjukkan 3 pagi di tempat di mana ia tinggal. Lama-kelamaan kami sangat dekat. Dia menceritakan hampir semuanya kepadaku,tak terkecuali sisi gelapnya.
Suatu hari kami mengobrol sampai pukul 2 malam. Di sini masih pukul 12 pagi. Aku pergi selama 1 jam. Tak kusangka dia menungguku sampai pukul 3 pagi. Namun ia buru-buru tidur ketika tahu kakaknya menghampiri kamarnya. Alhasil, kakaknya yang membalas pesanku. Aku mengobrol dengan kakaknya sampai pukul setengah 6 pagi waktu setempat.

Pukul 8 waktu setempat, Kevin menulis status ‘I feel like i wanna die’
Akupun memberinya semangat agar dia tidak merasa lemah. Itu pertama kalinya dia mengeluh. Aku membenci hal ketika dia mengeluh. Dia pun menghapus statusnya. Karena aku sudah mulai merasa tenang, aku membalas pesannya
“Kevin,aku harus segera pergi ke gereja. Bye..
Btw, apa kabarmu?” Aku membaca dengan cepat pesan terakhir yang dia kirim. ‘im ok’
Aku bergegas pergi tanpa membaca pesan berikutnya.

***

Aku sudah tidak kuat, apa yang terjadi denganku Tuhan?
Bahkan aku tak sanggup untuk berdiri
Aku berdoa untuk Callista dan Diana yang selalu mengisi hari-hariku
Walau itu hanya ada dalam dunia maya..




***

Aku pun pulang pukul 9 malam waktuku. 3 jam aku meninggalkannya. Pikiranku tetap dipenuhi oleh Kevin. Aku membuka profilnya. Di sana hanya ada status dan aktivitas dia. Aku tidak bisa berkomentar atau mengiriminya wall. Pertanda bahwa ia tak mau diganggu. Segeralah aku membuka inbox antara aku dan Kevin. Dugaanku benar, hal buruk terjadi dengannya. Isi pesan terakhirnya bukan ‘im ok’ , melainkan ‘ok’ . 1 menit setelah dia mengirim pesan itu, dia berkata bahwa dia harus pergi ke rumah sakit. Mengetahui hal itu, aku menyalahkan diri ku yang terburu-buru membaca pesannya, yang dapat ku lakukan hanya menunggu dan sambil berdoa kepada Tuhan. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Tidak ada balasan. Joe menghiburku saat Kevin masih terbaring lemas di ranjangnya .
3 hari berlalu, aku tidak tau bagaimana kondisinya. Aku merasa sangat bersalah, dia hanya tidur selama 2 jam karena saat itu ku ketahui bahwa ia tidak tidur karena mengobrol denganku. Aku menyadari bahwa aku salah dalam hal ini. Joe menghiburku lagi. Dan entah kenapa, Joe memberikanku password account Kevin kepadaku. Itu yang Kevin mau, katanya. Aku hanya menerimanya saja..

***

Aku berada di suatu tempat yang gelap
Kulihat sepercik cahaya putih
Ku lihat 2 malaikat sedang menungguku di sana
Ku ikuti cahaya tersebut
Semuanya menjadi gelap
Dan akupun terbangun..




Aku terbaring di ruangan yang persis sama dengan ruangan sebelum-sebelumnya. Hanya saja, berbeda nomor ruangan. Joe dan Christ-kakak ku- sangat senang mengetahui aku yang sudah terbangun dari tidur panjangku.
“Hey pale(pucat), tidakkah kau tahu? Kau terlihat seperti putri tidur barusan. Cobalah untuk tidur kembali dude!” -panggilan sobat dalam bahasa asing- tawa Christ membuat ceriaku kembali. Joe ikut menertawaiku.
“Dang u! Di luar sudah gelap, berapa lama aku tertidur?” Tanyaku
” 10 jam 18 menit 04 detik” jawab Joe si pintar. Bayangkan saja, dia berumur 15 tahun namun berada di kelas 11, dan ini adalah bulan Mei.Bisakah kau bayangkan ketika dia di kelas 12 dan dia berumur 15 tahun. What a smart guy!
***
Sudah 3 hari aku terbaring di sini, tanpa handphone dan laptop. Itu sangat membosankan. Joe datang dan meminjamkan ponselnya. Aku pun segera wtw dengan Callista, aku sangat merindukannya. Kami mengobrol beberapa puluh menit. Itu menit yang berharga untukku..

***

Sudah 2 minggu aku tidak dirawat inap di rumah sakit, itu sangat menyenangkan. Namun ketika aku mempunyai waktu yang cukup, Callista jarang membuka accountnya. Dia sedang ujian,jadi orang tuanya melarangnya. Tidak ada lagi yang menyemangatiku ketika aku down. Biasanya dia mengirimiku kisah-kisah temannya yang mempunyai penyakit akut sepertiku. Itulah kegemarannya, berteman dengan orang-orang yang kekurangan. Baik dalam segi perhatian,kesehatan atau apapun. Dia bilang itu untuk membuatnya bersyukur..

Ketika Calli jarang mengobrol denganku, orang yang mengisi hari-hariku adalah Diana. Diana lebih humoris,perhatian,dan tidak menganggapku sebagai orang sakit. Berbeda sekali dengan perhatian yang di berikan Calli. Calli selalu menganggapku sebagai adiknya. Mungkin itu memang sifat aslinya.


***

Aku kembali mempunyai waktu luang. Sayangnya dia hanya membuka facebook sekali dalam seminggu atau 2 minggu. Hal itu membuatku kawatir kembali. Akhirnya ia jujur, Kevin sedang menjalani pengobatan di negeri asalnya. Dia seorang imigran. Aku tahu itu.

Dalam seminggu pengobatan, tubuhnya berkurang 5 kg. Aku mulai menyadari penyakitnya semakin parah. Dulu aku hanya mengira penyakitnya hanya penyakit biasa, Anemia Chronic. Aku hanya bisa berdoa untuknya..

***
Sudah 1 bulan aku menetap di sini. Hanya dengan ayah dan pembantuku. Berharap dengan pengobatan ini,aku bisa bersekolah di sekolah biasa seperti remaja-remaja lainnya. Bukan di rumah seperti yang aku jalani sekarang. Di hari-hari pengobatanku, aku merindukan Diana yang selalu ada saat-saat terakhirku sebelum menjalani pengobatan ini
Apakah aku menyukainya ?
Aku tidak tahu apakah ini, how poor i am

***

Selama liburan ini, jarang sekali aku berada di rumah. Aku jarang membuka accountku. Aku sangat merasa bersalah kepada Kevin. Ketika dia selesai menjalani pengobatannya,aku jarang ada untuknya. Dia pun berpacaran dengan Diana. Saat itu, aku benar-benar kesal terhadap diriku sendiri mengapa aku jarang menasehatinya akhir-akhir ini. Bukan karena cemburu atau kesal dengan Diana. Aku kesal mengapa Kevin berpacaran. Dia belum pernah berpacaran sama sekali. Dan aku yakin Long Distance Relationship tidak cocok untuk orang seperti Kevin. Aku hanya takut ketika dia down , kondisinya akan memburuk. Dia terlalu polos untuk di sakiti. Sejak saat itu,ia mengganti passwordnya.

***
Dugaanku benar, mereka hanya berpacaran dalam satu bulan. Aku tidak tahu siapa yang mengakhiri hubungan itu. Sejak saat itu,ia jarang online. Aku tak tahu apa penyebabnya. Yang ku tahu, orang tuanya sudah mengizinkannya bersekolah di sekolah umum seperti yang lainnya. Aku mengingat akan bujukanku kepada kakaknya waktu itu. Ya,kakaknya meminta izin kepada ayahnya. Setidaknya,itu berita yang baik bukan?

Dia menghilang selama 35 hari. Fb nya di delete.
Aku kawatir akan kekuatiranku selama ini. Batinku berbisik kepada Tuhan, Apakah dia masih bernafas di sana?


***

Aku merasa bersalah kepadanya, sahabat terbaik yang aku punya. Aku pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Inilah saatku kembali. Ku beranikan diri untuk mengirim dia pesan melalui account kakakku, dia membalas pesanku. Bahkan dia tak membenciku. Aku merasa diriku sangat bersalah, betapa bodohnya aku menyia-nyiakan sahabatku sendiri,orang yang aku sayangi..

***

Dia kembali..
Orang yang telah mengubahku dan membuatku kuat di kala aku sangat down
itu merupakan momen yang bahagia untukku, mengetahui cerianya kehidupan yang sudah ia rindukan sejak 2 tahun silam. Akupun bangkit dari keterpurukanku. Aku harus lebih kuat dari adikku sendiri.. Ya! Calli adalah gadis yang kuat.. Sama seperti Kevin!

***

2 minggu berlalu, Kevin pergi lagi dan tak pernah kembali sampai sekarang, di mana kah ia?
Aku tidak tahu
Dia masih merasa bersalah kepadaku, entah karena apa..
Aku harap dia akan menjadi remaja yang kuat
Yang tidak pernah mengeluh meski banyak masalah yang ia hadapi..
Yang tetap kuat meski tubuhnya tak sekuat dulu..
Yang bisa menghadapi masalahnya tanpa bantuan orang lain,

Aku tetap mengenang Kevin dalam memoriku, sahabat sekaligus adik ku
Yang telah mengubahku menjadi lebih kuat secara tidak langsung
Terima kasih Tuhan, dari perkenalanku yang di mulai dari Random Add itu, bisa mengubahku menjadi gadis yang lebih kuat
Kuatkanlah ia ketika ia rapuh..

Aku berharap dia menemukan sahabat yang lebih baik di sana,Tuhan

yang benar-benar bisa menghiburnya secara langsung,

menghapus air matanya ketika ia menangis,

memberi ia kekuatan ketika ia lemah,

memegang tangannya ketika ia tertidur dalam mimpi bersama malaikat-malaikat
Kuatkanlah ia dalam setiap masalah
Agar dia bisa kembali ke Bait mu lagi..
Someday, i wish i will call u with brother, not young brother
actually you’re older than me

i Hope all of it will be lesson for peoples who read it
Let’s pray for Kevin

God Bless u Kevin.. :)

-Callista

*narasumber : rahasia :) kesamaan nama tokoh hanya unsur ketidaksengajaan, nama2 yang di gunakan di sini tidak asli :D
written by : Livia Ellen

waktu nulis kisah ini, ada kesalahan. Kevin berpacaran sama Diana sebelum pengobatannya. Hehe.. Mungkin entar baru di edit :D

Pesan : Jangan melupakan sahabatmu, dia akan selalu ada untukmu.
Kata i Love u tidak cukup untuk menggambarkan kasih seorang sahabat..
ketika kau merasa rapuh, cobalah untuk menguatkan orang lain, tanpa kau sadari kata-katamu untuk orang itu telah menguatkan dirimu sendiri,
cobalah bersyukur atas apa yang kamu punyai sekarang,jangan menyesali apa yang tidak kau dapatkan
masih banyak orang di luar sana yang lebih kekurangan dari kita , baik dari segi perhatian atau kesehatan, namun mereka bisa tegar , cobalah untuk renungkan itu


*di ambil dari blog pribadi gw yg berisi curhatan temen2 + curhatan gw *

Gw harap kisah ini bisa jadi pelajaran buat yang lainnya apa arti seorang sahabat :)

  • Share:

You Might Also Like

0 responses

leave your thoughts down here