Confusing

Sunday, October 13, 2013
By Ellen Livia - 4:44 PM



Banyak hal yang terkadang tak bisa aku mengerti dengan pikiran yang aku tak tahu sejauh mana batasnya. Ada kalanya, ketika kita tak sependapat dengan orang lain. Bahkan dengan orang terdekat kita sekalipun. Aku pernah berkata bahwa tidak mudah untuk fokus kepada hal-hal yang berbeda. Ketika menganggap bahwa semua hal itu adalah penting, pasti fokus akan terpecah belah. 




Tengah malam kemarin, aku berada dalam kondisi tersebut. Aku membuka emailku dan menyadari bahwa aku menjadi kandidat nasional Bina Antarbudaya, jujur aku tak percaya. Tapi, aku meyakinkan diriku kembali, apa yang harus tak aku percayai? 

Malam itu, aku kembali teringat perkataan Mama dan Wali Kelasku, Pak David. Aku berterima kasih kepada Pak David yang meyakinkan Mamaku bahwa aku memang pantas menjalani semua kegiatan-kegiatan yang aku jalankan beberapa bulan terakhir ini. Meski berat badanku menurun 3 kg pada 2 bulan terakhir .

Ya, diluar kesibukanku sebagai pelajar. Aku juga berpartisipasi di OSIS, Tzu Shao-Volunteering dan juga 2 kali seminggu latihan untuk persiapan OSK IT 2014. Belum lagi terkadang izin sekolah karena ada urusan pekerjaan. Aku yang memang selalu Rank 1 dari TK (kecuali kelas 3 & 4 SD) mau tak mau menyiapkan diri jika peringkat dari hasil evaluasi belajarku tidak akan sama lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Di Kelas XI-IPA ini, banyak sekali siswa-siswi dari kelas lain (X-1 dan X-3) yang memang qualified dan kompeten untuk berada di kelas ini.

Hasil Evaluasi Belajar selama 3 bulan pertama keluar, dan aku merasa nilaiku tak jauh beda dari semester-semester sebelumnya, namun ada beberapa siswa yang memang berasal dari kelas lain memiliki nilai yang lebih tinggi daripadaku. Aku sih siap-siap aja menerima itu, meski agak nyesek karena nilai rata-rata peringkat di atas saya beda 0,1  . Tapi, hal yang bikin nyesek itu pas Mama dan Papa tahu soal hal ini. Ngerasa bahwa apa yang mereka lakukan buat aku gak bisa aku balas. It hurts them seriously, i guess.

Mama menyarankanku untuk tetap fokus ke pelajaran di sekolah. Yang berkonotasi seperti aku harus berhenti dari semua kegiatan lainnya. Kurangi bermain gitar, netbook, keyboard, violin, blogging. Dan berhenti dari kegiatan-kegiatan yang tak perlu aku sebutkan. Luckily, kata-kata Pak David berhasil mempengaruhi mindset Mamaku.

Well, kembali ke topik soal email yang semalam aku baca. Kalau dulu ketika pendaftaran pertama aku mengisi 11 lembar formulir beserta kelengkapan surat rekomendasi, Rapot, ijazah, transkip nilai , dll. Kali ini aku harus mengisi sekitar 20 lembar formulir, dan pastinya dalam bahasa Inggris karena ini diperlukan untuk seleksi internasional. Yang sekarang sedang aku cemaskan adalah melengkapi Health Form yang berarti aku harus ke rumah sakit untuk imunisasi ulang karena aku tak tahu dimana surat imunisasiku ketika masih kecil. Deadline-nya 25 Oktober. Karena hal yang aku fokusi ini adalah hal yang memang merupakan passion-ku, tentu aku bertekad bahwa aku akan membiayai keperluan yang kubutuhkan semampuku.

Seperti biasa, Mama adalah salah satu orang yang selalu mempengaruhiku di setiap tahap untuk stop dan tetap fokus ke buku pelajaran karena ia tak mau aku terlalu kelelahan. Aku sudah biasa dengan hal itu ketika aku berpartisipasi di OSIS. Setidaknya, itu mengajarkanku untuk berargumen, meski terkadang menyesal juga karena membuatnya sedih. Aku bukan orang yang based on the textbook. Aku suka membaca, benar-benar mencintai membaca. Hanya saja, aku mengerti masa depanku bukan hanya berasal dari buku-buku pelajaran yang 12 tahun aku pelajari di sekolah. Menurutku, buku-buku pelajaran tersebut adalah hal basic saja. Masih banyak hal additional yang tak bisa kutemui jika aku hanya berkutat dengan buku pelajaran. Come on! Buku kan genre-nya banyak! Right?

Tadi malam, sambil membuat PPT untuk presentasiku sebagai Calon Ketua OSIS periode 2013-2014, aku menerima pesan dari kakak kelas -yang ada di daftar orang-orang yang aku sangat respect terhadap orang-orang tersebut- . Bukan karena siapa mereka, tapi atas apa yang mereka lakukan. Mereka patut di hargai & di hormati!

Seperti biasa, Tetris time! Karena hampir selesai, aku tidak menggubris bunyi chat yang terdengar dari netbook-ku. Tak lama kemudian, akupun berhenti sejenak, kurasa bermain game dapat me-refresh kepenatan yang terbendung di kepalaku. Sayangnya, aku selalu kalah. Dalam kondisi yang unmood, pasti ngelakuin apapun malah ga seperti yang diharapkan, sampe-sampe main Tetris Battle aja kalah! Akhirnya malah ngobrol random stuffs deh, yang ternyata aku baru sadari tadi pagi ketika buka chat terakhir di handphone, semalam itu apa yang aku omongin tuh random banget! Aku ga dalam kondisi seperti biasanya. Mungkin dia berpikir I was weird last nite.

P.S : Post ini gak bertujuan untuk bikin kalian sebagai pembaca down, Hey kalian anak pra-OSK IT! Cepatlah keluar dari zona tak aman, kalau kalian ngerasa belum qualified! Buktikan kalian bisa! :)



P.S +: Terima Kasih kepada Pak David yang telah meyakinkan Mamaku bahwa aku bisa menjalani kegiatan-kegiatan ini. Dan juga Tetris man yang telah membuat aku keluar dari Unknown-zone ku semalam! :) 

Gimanapun, aku belum gak akan berhenti sekarang!
Walau aku gak tahu nanti goal-ku akan tercapai atau enggak, Kalau nanti aku berhenti, kuharap bukan diriku sendirilah yang memberhentikanku, tapi situasi dan kondisi yang memang mengharuskan aku untuk berhenti.
I know i can

Semangat Ellen!

Im not an ellien! Haha 

  • Share:

You Might Also Like

0 responses

leave your thoughts down here